Australia Kirim Pasukan
.
Kerusuhan anti China pecah di Kepulauan Solomon.(ist/ Foto/The Australian)
Cambera, satgasnas.com- Toko-toko dan bangunan lain di distrik Chinatown juga dijarah dan dibakar, meskipun ada perintah penguncian dan jam malam yang sedang berlangsung.
Kehancuran itu terekam dalam rekaman yang beredar di dunia maya, dengan bangunan yang rusak dan api yang membara terlihat di tengah lautan puing bangunan.
Australia telah mengirim polisi, tentara dan staf diplomatik ke Kepulauan Solomon dalam upaya untuk memadamkan demonstrasi dengan kekerasan atas hubungan wilayah itu dengan China.
Para pengunjuk rasa baru-baru ini berusaha menyerbu parlemen nasional.
Pada hari Jumat, ketika personel Australia tiba, Sogavare menyebut aksi protes di negaranya didalangi oleh negara asing yang tidak disebutkan namanya. Ia mengatakan para demonstran telah diberi kebohongan yang salah dan disengaja tentang hubungan pulau itu dengan Beijing.
"Bukan niat pemerintah Australia dengan cara apa pun untuk campur tangan dalam urusan internal Kepulauan Salomon," tegas Morrison seperti lansir dari Russia Today, Jumat (26/11/2021), via Sindo.com.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan pengerahan dengan mengatakan bahwa sebuah detasemen yang terdiri dari sekitar 75 petugas polisi federal, 43 tentara, dan setidaknya lima diplomat sedang menuju ke pulau itu untuk memberikan stabilitas dan keamanan dan membantu pemerintah setempat untuk menjaga infrastruktur penting.
Misi mereka diperkirakan akan berlangsung beberapa minggu, dan datang di tengah meningkatnya kerusuhan dan aksi protes terkait dengan serangkaian masalah domestik.
Kemungkinan di antaranya adalah keputusan pemerintah Solomon pada 2019 untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan demi China, yang menganggap Taiwan bagian dari wilayah Beijing.
Scott pun menambahkan bahwa penempatan itu tidak menunjukkan posisi apa pun pada masalah internal negara itu.
Perdana menteri pulau itu, Manasseh Sogavare, mengumumkan penguncian selama 36 jam pada hari Rabu menyusul aksi protes besar-besaran di ibu kota Honiara, di mana para demonstran menuntut pengunduran dirinya.
Pada satu titik, pengunjuk rasa bahkan mencoba menyerbu gedung parlemen, dan kemudian menyulut api di sebuah gubuk yang berbatasan langsung dengan gedung legislatif.
“Negara-negara yang sekarang mempengaruhi (para pengunjuk rasa) ini adalah negara-negara yang tidak menginginkan hubungan dengan Republik Rakyat China," ujar Sogavare.
Lanjutnya lagi, " dan mereka melarang Kepulauan Solomon untuk menjalin hubungan diplomatik,” ujar Sogavare, meskipun dia menolak menyebutkan nama yang dimaksud.
_____________________
•Rep: Dosi Bre' •Editor: Red
Follow: |
RI Jajaki Teknologi Satelit Orbit Rendah
Tangkap Aktor Intelektual Pengeroyokan Anggota GMBl Di Karawang
Yang Terjadi Di Karawang Bukan Bentrokan Tapi Kami Dikeroyok!
Buku Survey dan Riset Bermutu Dari Mediadata
Translate news
Kuliner Puyuh Cahaya S2B: Info dan pesan klik gambar
Ganjil Genap Kini Berlaku Pagi dan Sore
Dana Kompensasi Bau Bantargebang
Waspada; Kriminal Jalanan Marak Saat Pandemi di Tangsel hingga Bekasi
Indonesia Juga perlu Kapal Selam Nuklir
Kirim 41.250 Masker Untuk WNI di Luar Negeri
Berantas Mafia Tanah, Ciptakan Kepastian Hukum Atas Tanah
Kita Tidak Boleh Kalah dengan Mafia Tanah Kata Sofyan Djalil
Alip Ba Ta Sang Maestro
Informasi Warga Bekasi & Sekitarnya
Satgasnas.com
Media Siber
Media independent
Informasi Warga Bekasi & Sekitarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar