Dari Pinggir Sungai Batanghari Jambi Menjadi Pelawak Nasional
.
'Seni sebagai Nadi Kehidupan,
karirnya seperti perjalanan tanpa titik'
SatgasnasNews- Kali ini 'menungkilkan untuk menulis kisah otobiografi Suprapto Suryani Pempek, alias Prapto Pempek atau dipanggil akrabnya PakDe. Awalnya perkenalan penulis di Organisasi Satgasnas, kemudian mengalir seiring waktu sampai saat ini.
"Dulu kami setiap tahun bikin acara Satgasnas Award untuk para Tokoh Nasional di Hotel Horison Ancol," ungkapnya saat diwawancara.
Prapto Pempek merupakan artis pelawak senior NKRI-SATELIT NUSANTARA, Seniman Indonesia yang bekecipung di dunia Film, Sinetron, MC, Sulap Humor serta Show Manager, dengan 'segudang' prestasinya yang terukir. Ia juga termasuk salah satu 65 tokoh Jambi.
Ingin Menghibahkan Piala
Pria kelahiran Sarolangun, 15 Oktober 1955, ini punya segudang pengalaman di dunia komedi Indonesia. Panggung pentas komedi sudah dijalaninya sejak 1970 di kampung halamannya desa Kemantan Sungai Bengkal, Jambi.
Pada tahun 1976 hijrah ke Palembang, lalu Pada 1983, untuk memantapkan kariernya di bidang seni dia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.
Prapto Pempek menjadi juara pelawak tunggal dalam lomba lawak “Bing Slamet Memorial Cup” di Taman Ismail Marzuki Jakarta tahun 1983.
Ia lalu membuat grup lawak dengan nama Satelit group. Kelompok lawak ini menjuarai Lomba Lawak Nasional AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) 1984 dan 1985 di Pasar Seni Ancol.
Namanya kian makin berkibar setelah dia bergabung dan berguru dengan beberapa Pelawak Senior seperti alm S.Bagyo, Darto Helm, Diran, Eddy Sud, Eddy Gombloh dan para personil Srimulat; Timbul, Asmuni, Kadir, Tarzan, dan lain lain.
Prapto Pempek pernah meraih penghargaan dari institusi atau wadah organisasi profesi Perkumpulan Artis Film Indonesia (PAFINDO) pimp DR.HRM.Bagiono,SH,MBA sebagai artis terpuji.
Kemudian Prapto Pempek juga pernah menyabet juara I pada Festival Film pendek lewat film “Bumerang” yang ikut dibintanginya Bersama Elma Theana, Wati Siregar, dan lain-lain.
Bukan itu saja, dunia film- Layar lebar juga pernah dijajalnya ketika dia membintangi beberapa film kurang lebih ada 15 judul antara lain : Me versus High Heels, Eiffel I am love Part 1 dan 2, Kasinem is comming, beranak dalam kubur, security ugal-ugalan, dikejar pocong, dan masih banyak lagi. Sinetron yang diikutinya kurang lebih 50 judul dan 800 episode dan iklan kurang lebih 10 produk.
Tampil bersama Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos.MH. (dok/Prapto Pempek.
Prapto Pempek ingin menghibahkan piala yang pernah diperolehnya sebagai seniman lawak ke Pemerintah Provinsi Jambi, semata-mata sebagai motovasi pada masyarakat jambi dan sebagai bukti bahwa putra Jambi pernah menjadi juara lawak nasional.
Perjalanan
Perjalanan manusia selalu memiliki ke-khassannya masing-masing, tak terkecuali Prapto Pempek yang pernah menjadi karyawan perusahaan asuransi di Jambi dan pernah bekerja pada Dinas PU di Muara Bungo ditempatkan pada proyek pertambangan batu di Bukit Manggis, Bukit Telago, Senamat, Muara Bungo.
Prapto Pempek juga pernah bekerja di Pemda Kotamadya Jambi. Terakhir, dia bekerja di PT Telkom. Namun, perjalanannya sebagai pegawai itu, rupanya tak cukup memuaskan hatinya. Gairah berkesenian dalam dirinya jauh lebih meluap.
Irjen Pol (P) Drs.H.Syafril Nursal,SH,MH, Ketua Umum BMKJN (Badan Musyawarah Keluarga Jambi Nasional), Meluncurkan BUKU 65 TOKOH PERSPEKTIF PEMIKIRAN MEMBANGUN JAMBI. Image:ist/dok/Prapto Pempek.
Dialah yang bernama lengkap Suprapto Suryani Pempek. Nama panggungnya Prapto Pempek alias PakDe, seorang seniman serba bisa yang tetap eksis hingga kini. Sejak era 1980-an, Prapto sudah dikenal sebagai seorang pelawak di Kota Palembang.
Dari Jambi, Pakde Prapto melanglang buana dari Sabang sampai Merauke. Dia mengisi berbagai panggung hiburan bersama sejumlah pelawak ibu kota dan berperan di sejumlah produksi film dan sinetron serta menggagas berbagai pertunjukan seni dengan bendera artis satelit nusantara.
Sosok PakDe Prapto memang dikenal supel dan pandai berkomunikasi dengan beragam orang dan komunitas. Karakter ini sudah terbentuk sejak dia kecil.
Bersama teman sebayanya di Sungai Bengkal, Tebo, PakDe Prapto sudah terbiasa mencumbu cantik dengan beningnya air Sungai Batanghari. Sungai itu persis melintas di depan rumahnya.
"Rumah kami di pinggir Sungai Batanghari. Dulu, Sungai Batanghari bagus nian, bening aeknyo biso diminum. Ikan kelihatan. Kami cari ikan mudah nian, mancing pasti dapat,apalagi kami pandai memukat (jaring)” cerita Prapto Pempek.
Prapto Pempek, Kadir dan Doyok.
Dengan pangilan akrab PakDe Prapto, ia bercerita, di era 1960-an itu memang begitu indah. Dengan bertelanjang, dia terjun ke sungai Batanghari, berenang dan mencari ikan. Namun, keasyikan itu terhenti ketika mereka bertemu ikan Buntal.
“Ikan Buntal bentuknya kecil, bulat dan lucu. Tapi, jari bisa putus kalau digigitnya," ujarnya, "yang lebih ngeri lagi jika bertemu dengan ikan tapah, bentuknya besar bisa sebesar kerbau atau sebesar perahu dan bisa memangsa orang seperti buaya.” Papar PakDe Prapto.
Seperti anak-anak kampung pada umumnya, ia juga berkumpul di surau yang merupakan kegiatan yang tak pernah PakDe lewatkan. Selain mengaji sampai khataman Al-Qur’an, surau juga menjadi tempat berkumpul dan bermain hingga larut malam.
PakDe Prapto bersekolah di Sekolah Rakyat Sungai Bengkal dan jika Ujian harus ke Tebo. Jaraknya 60 kilometer dari rumahnya. Sebuah jarak yang terhitung lumayan jauh kala itu. Ditambah dengan belum mulusnya jalan, menuju Tebo bisa menjadi sebuah siksaan.
"Kalau naik mobil bisa nginep di tengah jalan, sebab jalannya di daerah Sungai Keruh dan Betung," ujarnya. °Bersambung
Terdiri dari 3 bagian berita
Sumber: wawancara Prapto Pempek/Buku 65
Shorts
Batalyon D Pelopor Satbrimob Metro Jaya Salurkan Air Bersih dalam Operasi Amannusa 2024
Jajaran Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Metro Jaya bekerjasama dengan deltamas mendistribusikan air bersih untuk menanggulangi kekeringan yang melanda Kabupaten Bekasi dalam rangka Operasi Amannusa II 2024...
BERITA PILIHAN
Jejak Tokoh Pers Indonesia Adam Malik
Seorang Politikus yang Mantan Jurnalis 'Semua Bisa Diatur'
Marhaban Janji Benahi ICMI Kota Bekasi
Usai Dilantik Sebagai Tim Ekonomi dan Inovasi ICMI Pusat
Anton Charliyan Kecam Keras Ulah Anggota GMBI Yang Tunggangi Patung Maung Lodaya
.
Tuntut Tangkap Aktor Intelektual Pembunuhan Anggota GMBI Malah Berujung Rusuh
Dari Kegiatan Subuh Keliling di Masjid Rawalumbu Hingga Meninjau Vaksinasi
Tim Tabur Kejari Sumut Amankan DPO
Kasus Pidum Pemalsuan Bon Pembelian Minyak
1 Kasus Diduga Libatkan Oknum Jaksa
Kejagung Teliti Ratusan Laporan soal Mafia Tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar