Banyak Perusahaan Tidak Lagi Lihat Ijazah di Amerika
Ilustrasi. (Image:ist/google)
JAKARTA- Bangkit adalah program pelatihan untuk kesiapan dunia kerja dari Google, GoTo, dan Traveloka.
Program Bangkit sudah melatih 6.000 perserta sejak tahun 2020 hingga 2022. Ada pun lebih dari 2.300 lowongan pekerjaan dari hiring partners yang terbuka untuk para pesertanya, serta 2.900 sertifikasi global di bidang machine learning, Android, dan cloud computing.
Di era digital sudah tidak aneh' lagi, banyak perusahaan teknologi di Amerika Serikat yang tidak lagi melihat ijazah. Saat ini skill lah yang dicari, seperti AI dan cloud computing yang banyak dicari.
Hal tersebut diungkap oleh Prof Ir Nizam Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, "Di Amerika Serikat, perusahaan tidak lagi melihat ijazah tapi melihat mahasiswa punya skill apa?" Ujar Prof Nizam.
Sambungnya, " Khususnya di bidang teknologi, seperti di AI, cloud computing dan sebagainya," katanya dalam konferensi pers pembukaan Bangkit 2023 di Jakarta, (20/2/2023).
Ujarnya lagi, "Kita design Bangkit kita buat lebih hebat lagi dari yang di AS. Tidak hanya teori tapi juga mempraktikkan problem nyata di industri dan di masyarakat, masalah yang real," ucapnya memaparkan.
Prof Nizam juga mengatakan bahwa 2023 adalah tahunnya AI, machine learning dan cloud computing.
Apalagi dengan hadirnya chatbot yang memanfaatkan AI, akan sangat menarik dan berguna belajar ilmu teknologi secara intensif mulai dari sekarang.
Dora Songco, Product Marketing Manager Google Indonesia mengatakan dalam kesempatan yang sama bahwa Bangkit mempertahankan tiga bagian pembelajaran machine learning, AI dan computing cloud karena memang ini lah yang dicari di dunia kerja. Pertama, penggunaan Android, perkembangan mobile memang dibutuhkan Android skillful talent.
"Kemudian machine learning, semakin ke sini dibutuhkan talenta yang lebih, termasuk cloud computing. Semua industri butuh bagaimana caranya anak-anak ini membantu big data, makanya cloud masih sangat diminati," ujar Dora Songco.
Perludiketahui, bahwa bangkit 2023 menyiapkan program dalam dua gelombang. Gelombang pertama melatih 5.010 peserta dan gelombang kedua sebanyak lebih dari 4.000 peserta.
Total, ada lebih dari 376 universitas yang dirangkul, dengan persentase 26% perempuan, 62% dari kota kecil dan menengah, 28% dari latar belakang non-IT, dan 7% mahasiswa vokasi.* (End)
Komentar
Komentar tidak dipublikasikan.
CAKRAWALA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar