SUWANDI; Pengawas Koperasi, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor
Masyarakat Sejahtera Bukan Sekadar Slogan
SUWANDI, Pengawas Koperasi, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor.
BOGOR- Ditemui menjelang jam pulang kerja di kantornya di Jl. KSR. Dadi Kusmayadi, Kel. Tengah, Cibinong, Bogor, di awal Mei 2023. Pegawai yang sudah mengabdikan dirinya di dunia perkoperasian sejak lama itu, menyambut kehadiran awak media dengan keramahan khas masyarakat Sunda. Berikut hasil perbincangan dengannya.
Bagaimana kondisi koperasi di Kabupaten Bogor setelah pandemi Covid 19?
Sedikit banyak pasti ada pengaruhnya, terutama bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Di luar itu dampaknya tidak terlalu signifikan bagi koperasi-koperasi lainnya. KSP terpengaruh karena banyak anggotanya yang pinjam ke KSP tidak bisa bayar kewajibannya.
Kondisi seperti itu bisa menjadi perhatian dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor?
Ya, koperasi yang baik itu cikal bakal anggotanya seharusnya yang sudah punya usaha, bukan hidup di koperasi tapi bagaimana seharusnya menghidupkan koperasi.
Maksudnya?
Menurut teorinya, berdirinya koperasi karena berkumpulnya orang-orang yang mempunyai kepentingan ekonomi yang sama. Contohnya, karena kami di Dinas Koperasi dan UKM, bila ada koperasi yang anggotanya bergerak di UKM. Koperasi sudah seharusnya memberikan solusi bagaimana bisa memasarkan hasil produksi anggotanya.
Berarti koperasi harus sudah punya program kerja sampai ke hilirnya?
Begitulah kira-kira. Jika ada koperasi yang tidak jalan, penyebabnya bisa jadi karena anggotanya tidak memiliki kepentingan bersama. Tujuan menjadi anggota koperasi hanya sekadar ikut-ikutan saja dan harapannya bisa pinjam ke koperasi, ini yang menjadi masalahnya.
Artinya Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor harus bekerja lebih keras lagi?
Memang sudah menjadi kewajiban kami di Dinas Koperasi dan UKM melakukan pembinaan seperti itu.
Idealnya koperasi yang terbentuk itu harus seperti apa?
Kalau ada dua puluh orang yang sudah punya usaha dan berniat membentuk koperasi untuk tujuan mengembangkan usahanya, itu yang idealnya. Misalnya koperasi karyawan terbentuk karena kepentingan yang sama. Dan keberadaan koperasi menjadi penting saat menghadapi dua momentum. Pertama, menjelang hari raya. Kedua, menyambut tahun ajaran baru. Karena anggota butuh uang maupun barang-barang untuk kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. Meskipun dalam menjalankan usahanya ada beberapa koperasi yang menyediakan alat elektronik dan kendaraan bermotor tapi jumlahnya masih sedikit.
Sejauh ini, apa saja upaya yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor?
Dinas sudah membentuk Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP). Kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat di Kabupaten Bogor berupa sosialisasi bagaimana berkoperasi dan pentingnya berkoperasi. Termasuk membentuk unit-unit usahanya karena koperasi adalah badan usaha bukan badan sosial.
Ada program lanjutannya?
Ada, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor membuat kegiatan pendampingan serta pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi pengurus dan pengawas koperasi yang ada di Kabupaten Bogor.
Teknisnya seperti apa?
Karena keterbatasan anggaran, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor mengundang satu orang dari satu koperasi untuk mengikuti pelatihan yang diadakan. Tiap angkatan, biasanya kami mengundang empat puluh orang peserta.
Hasilnya?
Memang angka keberhasilannya masih disekitaran tiga puluh sampai empat puluh persen. Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan masih panjang, masih enam puluh persen lagi. Apalagi dengan kondisi wilayah Kabupaten Bogor yang begitu luas. Makanya diperlukan pembinaan yang berkelanjutan karena itulah Dinas Koperasi dan UKM hadir meskipun dengan jumlah personil yang masih terbatas.
Upaya lainnya?
Kami merubah pola pendekatan untuk sosialisasi ke masyarakat melalui kegiatan GEMASKOP berkolaborasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang suaranya lebih didengar dan diikuti. Untuk tahun ini kami mengupayakan di dalam kegiatan tabliq akbar di kecamatan-kecamatan, ada sisipan pesan bagaimana membuka kesadaran masyarakat untuk berkoperasi. Memang hasilnya tidak bisa dilihat secara cepat tapi beberapa tahun kedepan, mudah-mudahan tercapai.
Harapan kedepannya?
Masyarakat sejahtera harus terwujud, bukan sekadar slogan atau angan-angan. Koperasi ada, tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi sebagai sokoguru bukan cuma semboyan tapi harus diwujudkan. Namanya perjuangan memang harus ada pengorbanan. Semoga orang-orang di Dinas Koperasi dan UKM serta masyarakat perkoperasian tetap punya semangat untuk memperjuangkannya.* (OAR)
"Jangan mengeluh tentang kemarin. Buatlah esok yang lebih baik dengan memanfaatkan hari ini."
Komentar tidak dipublikasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar