Kantor Samsat Diserbu untuk Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

Wali Kota Bekasi di Malam Takbir Tinjau Pos Pengamanan dan Sampaikan Apresiasi
Alex Ziblo Siap Maju Jadi Calon Ketua DPD PAN Kota Bekasi
Brigjen Purn.TNI (AD) H. Kemal Hendrayadi
Prihatin Adanya Pagar Laut di Bekasi
SEMOGA
BANJIR kembali mampir ke Kota Bekasi, banjir kali ini bisa dibilang lebih luar biasa dibandingkan dengan yang terjadi di lima tahun sebelumnya, separuh kota nyaris lumpuh, tidak bergerak karena sekelilingnya dikepung banjir yang ketinggiannya bahkan ada yang mencapai wuwungan rumah. Apakah peristiwa ini dikatakan musibah? bisa ya bisa tidak. Bisa juga karena kelalaian dalam penataan kota dalam mengantisipasi peristiwa serupa. Bicara atau sekadar komentar memanglah gampang, apalagi kesannya sampai menyalahkan. Karena untuk mewujudkan yang ideal itu diperlukan anggaran yang tidak sedikit. Dalam kondisi seperti ini seharusnya para stakeholder atau penggambil kebijakan duduk bareng untuk sama-sama berpikir dan berbuat menjawab persoalan banjir tadi. Sekian tahun lalu, pernah terlontar gagasan dari seorang birokrat yang akhirnya memilih menjadi akademisi dalam mencari solusi perihal mengatasi banjir. Menurutnya, dari bentangan Kali Bekasi diukur dari garis sungai sepanjang batas wilayah Kota Bekasi, mulai dari Kali Cikeas hingga ke bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Bekasi, idealnya dibuatkan beberapa embung air di sisi kiri-kanannya dengan luas dan jarak yang sudah ditentukan ukurannya. Tujuannya untuk membuat sodetan jalur air yang bila batas ketinggiannya melewati ukuran normal, maka lajunya bisa dibelokkan ke embung-embung dimaksud. Bagaimana dengan kebutuhan anggarannya? Semua itu bisa dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Termasuk jika ada upaya pembebasan lahan berbentuk perumahan yang memang saban waktu kebajiran, apa salahnya direlokasi atau diberi ganti untung untuk kemudian tempat tersebut dijadikan danau atau apalah namanya dengan fungsi sebagai area resapan air. Tentunya dimulai dengan pendekatan humanis kepada warga yang berdomisili di sana. Hal lain, tentunya dibutuhkan ketegasan Pemerintah Daerah Kota Bekasi dalam menghadapi keinginan para investor yang ingin berinvestasi di Kota Bekasi. Jangan mentang-mentang mereka punya modal lantas dengan seenaknya menentukan daerah mana yang diinginkan untuk dibangun area bisnis atau apapun dengan menabrak cetak biru pembangunan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah Kota Bekasi yang sudah disetujui para wakil rakyat di parlemen. Dengan kata lain, investor harus mengikuti agenda pembangunan Kota Bekasi sesuai peruntukkannya, bukan sebaliknya Pemerintah Kota Bekasi mengikuti maunya investor. Akibatnya arah penataan kota menjadi tidak jelas akibat tumpang tindih kepentingan. Semoga kedepannya banjir air tidak lagi hadir di Kota Bekasi. Tetapi justru banjir investor yang ikut berkontribusi dalam mewujudkan Kota Bekasi menyejahterakan warganya. Selamat bebersih rumah atau ruang kantor, tempat olah raga, warung, ruko, pasar, ruang kelas dan lainnya. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya. Selamat berburu takjil menjelang bedug Magrib dan salam sehat untuk semua.*
_____________________________
Rotasi Besar-Besaran di ATR/BPN
_____________________________
Diskominfostandi Kota Bekasi Bahas Penyusunan Rancangan Renja Tahun 2026
_____________________________
Memastikan Bakal Melanjutkan Pembongkaran Pagar Laut Misterius
_____________________________
Polri Sukses Bongkar 3 Situs Judol Sindikat Internasional
_____________________________
Pelarangan "Peliputan" Bisa Dijerat UU Pers No. 40 Tahun 1999
Prof. Retno Purwani Setyaningrum:
Kabar Pilihan
e Digital Cover Magazine SatgasnasNews …
JEJAK VIDEO


Tidak ada komentar:
Posting Komentar