🌏22 Oktober: Hari Santri Nasional...

Sosok Arif Rahman Hakim

Mengharap Berkah Para Guru dan Ulama – ulama Allah SWT

Selasa, November 16, 2021 



Bekasi, satgasnas.com- Sosok bapak dari 4 anak, 3 putra dan 1 putri dengan istri bernama Putri Rahmah, dibesarkan dalam pendidikan Islam sejak usia 9 tahun dititipkan orang tua nya di Pondok Pesantren Darunnasa’ien Lawang Malang Jawa Timur, setelah menjalankan pendidikan ibtidaiyyah di yayasan Sullamul Istiqomah Kali abang Bungur Bekasi.


Ialah Arif Rahman Hakim begitu nama yang diberikan pada pria kelahiran Bekasi Tahun 1979 dari pasangan KH. Zahruddin – ibu Hj. Munawwaroh.


Pria yang akrab disapa ARH ini memang dari kecil sudah terbentuk sebagai anak kecil yang enerjik, pandai mengaji dan soleh, selain didikan guru. ARH juga dididik keras mengenal agama oleh ayahanda nya yang dikenal seorang Jawara Betawi yang berani dan disegani.

Bahaya Limbah B3 di Sekitar Rumah Anda    Gunakan Masker Agar Aman'...



Arif juga pernah belajar di Pondok Pesantren Alkifahi Alsaqofi pimpinan ulama besar Alwalid Habib umar bin habib Abdul Rahman Assegaf Bukit Duri selama 4 tahun.




Ia sangat rajin mengikuti  acara Maulid  meskipun jaraknya cukup jauh. Antara lain ke Empang Bogor ( Habib Abdullah bin Muhsin Alatthos), Parung Banteng (Habib Abdul Rahman Assegaf) Bogor, Cipayung Bogor ( Habib Umar Al Atthos) Dan banyak tempat lain nya yang dia singgahi saat itu.


Ungkap Arif, “Saya kurang lebih usia 12 tahun kalau ditempat yang mulia guru saya ada acara Maulid atau acara akbar lain nya saya selalu dateng berangkat dari pesantren bukit duri," katanya bercerita.


Sambungnya lagi, "Hanya membawa buntelan kain sarung baju koko, dulu saya ga punya celana, jadi kemana bawa sarung, buat sholat sama buat acara nya,"ungkap Arif yang juga aktif di Ormas FBR (Forum Betawi Rempug) ini.


Ia bercerita dengan lugas, katanya, Uangpun kadang gak punya, tapi saya tetap berangkat, kalau dulu naik kereta anak kecil ga bayar. Kadang kalau sudah sampe Bogor saya cari mobil bak terbuka numpang sampai tujuan, dan biasa nya saya sampai acara 2 hari sebelum hari H nya, bantu – bantu, ikut merapikan semua perlengkapan majlis."



Menyoal tentang makan bekal, kata politisi asal PDI Perjuangan ini, "Pasti banyak yang kasih, karena hampir tiap tahun saya datang setiap ada acara Maulid, jadi pedagang nasi pada kenal.'


Nah, saat itu,  Arief kecil juga bantuin di warung sekitar majelis untuk cuci – cuci piring dan lain sebagainya dengan diupahin makan. Jadi bukan berpangku tangan juga.


Dari semua itu Arif kecil 'mengharapkan berkah para guru dan ulama – ulama Allah SWT'.


Menikah dan Berkarier

Waktupun berlalu, Setelah dari pesantren,  melanjutkan sekolah formal di SMP Merdeka Jaya 1 Cakung dan di lanjutkan di STM PGRI 8 Rawa Mangun Jakarta Timur.


Pada tahun 1999 Arif Rahman Hakim menikahi Putri Rahmah. Dan saat itu Arif bekerja sebagai kondektur Metro Mini 43.


Sampai akhirnya memiliki  anak pertama, "Susahnya mencari kerja di lingkungannya, padahal di sekitar rumahnya banyak perusahaan – perusahaan besar seperti PT BAKRIE, Bridgestone dan perusahaan lain nya, tapi tidak ada yang memberikan kesempatan untuknya bekerja," kenang ARH.


Cerita Arif lagi,  "Saat muda dikenal nakal'nya, tapi nakal bukan sebagai mencuri atau pemakai narkoba. Saat itu warga sekitar mengenal Arif sebagai anak yang suka berkelahi dan tawuran antar anak sekolah," ungkapnya.


Waktupun berujung takdir, kenakalan remaja itu akhirnya berhenti, setelah warga kampungnya memilih Arif, saat itu di usia 18 tahun terpilih menjadi ketua RT di Pasar Bungur melawan para kandidat lain dari RT incumbent, tokoh masyarakat dan seorang pensiunan TNI.



Proses kehidupan pun bergulir. Saat ini Arif Rahman Hakim menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024 melalui PDI Perjuangan dari Dapil Bekasi Utara, dan berhasil menjadi Ketua Komisi II.


Ia mengemban amanah yang besar di pundaknya. ARH selalu membela jalan kebaikan dan kemaslahatan orang banyak. Semoga.

referensi: BBS/berbagai sumber/FB/instag'/inijabar/ist


  Dosi Bre'    •Editor



Translate news

Powered by Google TranslateTranslate
Powered by Google TranslateTranslate

Powered by Google TranslateTranslate

Tidak ada komentar: