Produksi dan Ekspor Sawit Mei ini Turun
JAKARTA - Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bulan Mei 2024 mengalamai penurunan 5,59 persen dibanding bulan lalu. Produksi CPO Mei ini mencapai 3.885 ribu ton, sedangkan pada April sebesar 4.115 ribu ton. Demikian juga dengan produksi palm kernel oil (PKO) yang anjilok sekitar 25 ribu ton dari 393 ribu ton pada April 2024 menjadi 368 ribu ton pada Mei 2024.
“Secara year on year (YoY) sampai dengan bulan Mei, produksi tahun 2024 lebih rendah 3,19 persen dari produksi tahun 2023,” ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7/2024).
Gapki mencatat, total konsumsi dalam negeri pada bulan Mei mengalami kenaikan 2,64 persen dibandingkan bulan April 2024 yaitu dari 1.893 ribu ton menjadi 1.943 ribu ton. Konsumsi pada bulan Mei untuk pangan mengalami penurunan 1,51 persen dari 862 ribu ton pada bulan April menjadi 849 ribu ton.
Demikian juga konsumsi untuk oleokimia sedikit turun dari 188 ribu ton pada bulan April menjadi 187 ribu ton sedangkan konsumsi biodiesel pada bulan Mei naik 7,72% menjadi 907 ribu ton dari 842 ribu ton pada bulan April. Secara YoY sampai dengan bulan Mei, konsumsi dalam negeri tahun 2024 lebih tinggi 2,06% dari tahun lalu.
Di sisi ekspor, kata Mukti, total ekspor bulan Mei mengalami penurunan 9,73 persen yaitu dari 2.178 pada bulan April menjadi 1.966 ribu ton pada bulan Mei. Penurunan yang besar terjadi pada CPO sebesar 58,04 persen dari 174 ribu ton pada bulan April menjadi 73 ribu ton pada bulan Mei.
“Ekspor olahan CPO dari 1.504 pada bulan April turun menjadi 1.365 ribu ton pada bulan Mei sedangkan ekspor oleokimia naik sebesar 20,50 persen dari 356 ribu ton pada bulan April menjadi 429 ribu ton. Secara YoY sampai dengan bulan Mei, ekspor tahun 2024 adalah 8,87 persen lebih rendah dari ekspor tahun 2023,” papar Mukti.
Nilai ekspor bulan Mei turun 12,24 persen menjadi US$ 1.727 juta dari US$ 1.968 juta pada bulan April. “Penurunan terjadi selain karena volume juga karena harga yang turun dari US$ 1.039/ton cif Rotterdam pada bulan April menjadi US$ 981/ton pada bulan Mei,” ujar Mukti.
Gapki mencatat, penurunan volume ekspor dari bulan April ke Mei yang terbesar terjadi untuk tujuan India yakni dari 332 ribu ton menjadi 184 ribu ton, diikuti oleh Timur Tengah dari 119 ribu ton menjadi 63 ribu ton, Mesir dari 71 ribu ton menjadi 22 ribu ton dan Pakistan dari 182 ribu ton menjadi 133 ribu ton serta Belanda yang turun dari 169 ribu ton menjadi 108 ribu ton meskipun EU secara keseluruhan naik dari 290 ribu ton menjadi 310 ribu ton.
Sedangkan kenaikan volume ekspor pada bulan Mei terjadi untuk tujuan China dari 315 ribu ton pada bulan April menjadi 379 ribu ton pada bulan Mei, juga Bangladesh dari 67 ribu ton menjadi 94 ribu ton, Spanyol dari 38 ribu ton menjadi 70 ribu ton dan Italia dari 67 ribu ton menjadi 84 ribu ton.
BACA JUGA:
Secara YoY sampai dengan bulan Mei, ekspor tujuan Pakistan tahun 2024 lebih tinggi 13 persen dibanding ekspor tahun 2023 demikian juga dengan India yang lebih tinggi 4,19 persen, USA lebih tinggi 11 persen dan Timur Tengah dengan 9,56 persen.
Dengan stok awal Mei sebesar 3.741 ribu ton, produksi CPO dan PKO 4.253 ribu ton, konsumsi dalam negeri 1.943 ribu ton dan ekspor 1.966 ribu ton, maka stok akhir Mei 2024 naik menjadi 4.092 ribu ton atau meningkat sekitar 9,38 % dari stok bulan April 2024.* ()
PENAWARAN BUKU KAJIAN
PROGRES PASAR INDUSTRI FIBRE CEMENT BOARD (FCB) DI INDONESIA 2024
Tembus Rp 5,2 Triliun di Kuartal 1 2024 …
Video Pilihan